10 Pakaian Adat Flores yang Unik dan Wajib Kamu Tahu

Flores merupakan wilayah kepulauan yang letaknya berada di bagian Indonesia Timur. Wilayah tersebut meliputi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau Flores terkenal akan wisata alamnya yang indah nan asri. Apalagi wisata baharinya yang sayang bila dilewatkan.

Wilayah bagian timur ini memiliki beragam suku adat. Kurang lebih ada sekitar 10 suku adat yang menetap di Pulau Flores. Keberagaman suku itulah sebagai daya tarik wisatawan datang ke Flores. Rata- rata wisatawan penasaran dengan kebudayaan dan pakaian adat yang masyarakat Flores miliki.

Read More

Buat kamu yang belum pernah datang ke Flores dan penasaran dengan pakaian adatnya. Berikut Bangjo berikan informasinya. Baca sampai bawah ya!

1. Pakaian Adat Suku Sabu

*

 

Pakaian adat Suku Sabu terbuat dari tenun ikat yang kemudian diolah menjadi sarung. Proses itu dinamakan hii hawu atau higi huri oleh masyarakat Flores. Motif kain yang digunakan Suku Sabu, yaitu flora, fauna, dan geometris. Pakaian adat wanita dan laki-laki berbeda.

Untuk pakaian adat wanita lebih banyak menggunakan aksesori dibandingkan pria. Aksesori yang dipakai biasanya berupa anting, kalung, dan ikat kepala. Lalu, baju atasannya menggunakan kain tenun menyerupai kemban, sedangkan laki-laki memakai kemeja putih dengan sabuk.

2. Pakaian Adat Suku Manggarai

*

Manggarai merupakan salah satu suku yang berada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Suku tersebut memiliki pakaian adat yang unik dan menarik, yaitu kain songke. Pakaian adat satu ini wajib digunakan oleh wanita Suku Manggarai. Pemakaian kain songke tidak telalu rumit.

Lilitkan kain songke pada tubuh hingga dada. Lalu, tentukan bagian motif berada di depan. Setiap motif melambangkan makna yang berbeda. Misalnya, motif wela kaleng yang melambangkan ketergantungan manusia dengan alam. Kain songke ini didominasi oleh warna hitam yang menyimbolkan keagungan.

3. Pakaian Adat Suku Helong

*

Helong merupakan suku di Flores yang cukup terkenal bagi para wisatawan. Hal itu karena masyarakatnya yang ramah dan welcome kepada pengunjung yang datang. Pakaian adat Suku Helong terbagi dua, yakni untuk laki-laki dan wanita.

Konsep pakaian adat ini cukup sederhana dan mudah dipakai. Untuk laki-laki mengenakan atasan kemeja bodo, bawahan selimut lebar, destar sebagai ikat kepala dan perhiasan kalung emas atau dasi tenun. Untuk wanita menggunakan atas kebaya, bawahan kain tenun, ikat pinggang emas, kalung dan ikat kepala berbentuk bulan sabit.

4. Pakaian Adat Suku Sumba

*

 

Suku Sumba memiliki pakaian adat yang sederhana dan tidak memerlukan banyak aksesori. Untuk pakaian adat pria dikenal dengan nama hinggi. Pemakaiannya cukup mudah yang terdiri dari dua lembar hinggi, yaitu kawuru dan kombu. Selanjutnya, pada bagian kepala lilitkan kain tiara patang dan buatlah jambul pada bagian kiri maupun kanan.

Pakaian adat wanita menggunakan kain kawuru. Kain tersebut dililitkan sampai setinggi dada mirip dengan kemban. Lalu, pada bagian bahu ditutup kain taba huku yang memiliki warna sama dengan kain wuru. Polesan akhir tambahkan anting dan kalung emas sebagai aksesori.

5. Pakaian Adat Suku Lio

*

Lio merupakan suku tertua yang ada di Pulau Flores, NTT. Jika kamu mencari kain tenun songket dengan kualitas terbaik, bisa datang ke sini. Suku Lio terkenal dengan kain tenunnya yang indah dan lembut. Warisan dalu leluhur nenek moyang itu masih terjaga dengan baik.

Kain tenun yang berasal dari Suku Lio bernama ikat pitola. Motifnya cukup beragam, yaitu dedaunan, hewan, dan manusia. Agar menghasilkan karya yang bagus, pembuatan motif menggunakan benang berwarna biru dan merah. Lalu diberikan manik-manik supaya terlihat menarik.

6. Pakaian Adat Suku Rote

*

Pakaian adat Suku Rote memiliki ciri khas dan menarik. Tidak heran banyak wisatawan yang jatuh hati pada pakaian adat satu ini. Rata-rata mereka tertarik ingin mengenakan topi yang bernama ti’I langga. Bentuknya mirip dengan kopi koboi dari negara Meksiko.

Ti’I langga terbuat dari bahan lontar kering yang melambangkan kewibawaan pria. Untuk perempuannya memakai kebaya dan sarung yang ditenun. Lalu, pada bagian kepanya terdapat destar yang berbentuk seperti bulan sabit.

7. Pakaian Adat Suku Dawan

*

Masyarakat Suku Dawan terkenal pandai merawat alam dengan baik. Mereka melakukan hal yang sama terhadap budaya dan pakaian adat. Sampai saat ini pakaian adat Suku Dawan masih terjaga dengan biak kemurniannya.

Pakaian adat Suku Dawan memiliki banyak aksesori, yaitu kalung emas, gelang dan ikat kepala emas. Mereka selalu membawa tas yang terbuat dari kain tenun. Untuk talinya biasanya akan diberikan manik- manik emas.

8. Pakaian Adat Suku Kabola

*

Kabola merupakan salah satu suku di Pulau Flores, NTT. Suku satu ini memiliki pakaian adat yang unik dan sederhana. Pakaian tersebut terbuat dari kulit kayu yang berwarna putih agak kecoklatan. Tidak tampak adanya perhiasan yang digunakan pada pakaian adat Suku Kabola.

Adapun aksesori yang merek kenakan, semuanya terbuat dari kulit kayu. Baik itu berupa gelang, kalung, maupun ikat kepala. Meski demikian, masyarakat Kabola tetap memiliki kain tenun sendiri yang berciri khas. Sudah banyak wisatawan yang berkunjung dan memakai langsung pakaian dari kulit kayu.

9. Pakaian Adat Suku Abui

*

Suku Abui terletak di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Untuk menemui suku ini wisatawan harus melakukan perjalanan ke Desa Takpala. Tidak mudah menjumpai Suku Abui. Dalam perjalanannya wisatawan akan melewati sawah dan pegunungan yang cukup curam.

Masyarakat Suku Abui membuat kain tenun sendiri dengan alat tradisional. Kegiatan itu dilakukan turun temurun dari nenek moyang mereka. Untuk pakaian adat pria ada penambahan pada bagian ikat kepala dan gelang kaki serta senjata panah.

10. Pakaian Adat Suku Sikka

*

Pernah dengar kota Maumere? Sebagian besar Suku Sikka tinggal di sana. Penduduk Sikka terkenal dengan kain tenun yang terbuat dari pewarna tumbuhan. Kain tenun untuk pria terbagi dua, yaitu Lipa dan Ragi. Keduanya dibedakan dari motif dan warna.

Sarung atau tenun untuk wanita bernama Utang. Pakaian adat Suku Abui sering digunakan pada kegiatan upacara adat dan keagamaan. Kain sarung kemudian dililitkan pada bagian bawah tubuh. Biasanya dari bagian pinggang hingga mata kaki.

Baju atasan untuk pria menggunakan pakaian labu yang mirip kemeja berwarna putih. Namun, seiring berjalannya waktu mengenakan kemeja selain warna putih diperbolehkan. Lalu, selempangkan lensu sembar pada bagian dada pria.

Ikat kepala pakaian adat Suku Sikka cukup unik. Pada bagian kanan dan kiri sengaja dibiarkan panjang menjuntai. Tujuannya untuk memperlihatkan kewibawaan seorang laki-laki. Untuk wanita menggunakan rambut sanggul dengan tusuk konde bernama hegin. Terakhir tambahkan hiasan gelang yang terbuat dari gading pada pergelangan tangan wanita.

Flores rupanya memiliki aneka ragam pakaian adat yang unik dan menarik. Pakaian adat merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dilestarikan dengan baik. Hal ini tidak hanya berlaku bagi suku yang bersangkutan, tetapi untuk kita semua sebagai warga negara Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu yang penasaran dengan pakaian adat Pulau Flores.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *