7 Oleh-Oleh Khas Manokwari yang Tidak Boleh Dilewatkan

Manokwari menjadi salah satu destinasi wisata yang tidak boleh kamu lupakan loh. Kota Manokwari dikenal dengan julukan Kota Injil dan kaya akan berbagai macam buah-buahan yang beraneka ragam. Potensi wisata di Kota Manokwari juga tidak kalah dari kota-kota besar lainnya loh. Manokwari memiliki berbagai macam wisata alam yang indah mulai dari perbukitan, hutan,  gunung hingga pantai dan laut.

Setelah menikmati keindahan berbagai panorama yang ada, tidak lengkap rasanya jika pulang dengan tangan kosong. Selain kaya akan produksi berbagai macam buah-buahan, kamu juga bisa mendapatkan berbagai kuliner dan kerajinan khas Manokwari. Sebut saja berbagai macam motif Batik Papua, ada Kopi khas Gunung Arfak yang langka dan masih banyak lagi.

Read More

Kali ini kita akan membahas kira-kira selain ketiga jenis kuliner dan kerajinan di atas, oleh-oleh apa yang bisa dibawa pulang. Penasaran dengan oleh-oleh khas Manokwari? Untuk mengetahui lebih lengkap, kamu bisa membacanya di artikel di bawah ini.

1. Batik Papua

Batik selalu menjadi oleh-oleh nomor satu dan tidak boleh terlewatkan untuk dibawa pulang kerumah. Di Papua sendiri ada motif Batik khas suku Asmat dan motif burung Cendrawasih yang selalu diburu para wisatawan.  Batik Papua sangat khas dengan warnanya yang mencolok, untuk Batik Suku Asmat sendiri memiliki warna khas terakota dan tanah.

Kamu bisa memilih berbagai macam motif dan jenis batik seperti batik tulis hingga batik printing yang bisa dibeli. Selain Batik tradisional khas Papua, kini terdapat berbagai macam batik modern dengan berbagai desain yang cantik. Kamu bisa datang ke berbagai sentra oleh-oleh atau butik untuk mencari berbagai macam Batik khas Papua.

Harga dari Batik khas Papua juga cukup bervariasi, tergantung dari jenis kain dan motif. Tapi tenang saja harga batik Papua masih relatif murah dan tidak akan menguras kantong mu terlalu banyak. Jika kamu membeli dalam jumlah yang banyak, kamu bisa mendapatkan diskon juga.

2. Noken

Noken adalah tas tradisional yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda. Tas rajut ini memang sudah menjadi tas dan ciri khas tersendiri bagi masyarakat Papua yang legendaris. Yang membuat tas ini unik, masyarakat membawa tas ini tidak dengan cara menjinjing seperti tas pada umumnya. Tas Noken ini justru dibawa dengan cara mengalungkannya di atas kepala.

Tas Noken terbuat dari serat kulit kayu pohon manduam, nama atau anggrek hutan. Di Papua sendiri, tas Noken dibuat dengan cara dirajut oleh para Mama, motifnya juga cukup bervariasi. Meski terlihat simple, justru untuk pembuatan satu tas Noken ini ternyata cukup rumit loh. Bahkan untuk waktu pembuatannya pun tidaklah sebentar, terkadang satu tas Noken membutuhkan satu minggu lamanya.

Potensi bisnis tas Noken ini memang sangat menjanjikan. Para Mamak di Manokwari memiliki bisnis rumahan yang dapat membantu perekonomian mereka. Kamu bisa mendapatkan tas Noken di Lio Art Papua, kisaran harga mulai dari Rp100.000 hingga Rp500.000.

3. Abon Gulung

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=kr2c13hhoEg

Saat membahas oleh-oleh tidak lengkap rasanya jika tidak memasukan kuliner khasnya dong. Di Manokwari ada satu kudapan yang bisa kamu bawa pulang, yaitu Abon Gulung khas Manokwari. Kudapan ini berbentuk seperti roti gulung dengan isian abon gurih, daging cincang dan daun bawang. Biasanya di bagian atas roti gulung ditaburi keju, wijen, kacang kenari atau original tanpa topping.

Di Manokwari sendiri ada satu toko Abon Gulung yang sudah sangat terkenal, yaitu Hawai Bakery. Abon Gulung yang dijual di Hawai Bakery dikenal sebagai Abon Gulung terenak dengan berbagai varian rasa.

Kamu cukup datang saja ke Jl. Jenderal Sudirman no. 100 untuk mendapatkan Abon Gulung khas Manokwari. Abon Gulung ini hanya dibanderol dengan harga Rp13.000 untuk satu gulung kuenya.

4. Keripik Keladi

Keripik Keladi menjadi oleh-oleh khas Manokwari selanjutnya yang bisa kamu bawa pulang loh. Keripik Keladi ini terbuat dari berbagai macam Umbi Keladi yang khas banget di Papua. Umbi Keladi diolah dengan berbagai bumbu seperti garam, bawang putih, gula dan cabe rawit.

Umbi Keladi lalu digoreng hingga teksturnya menjadi sangat renyah dan kriuk dengan rasa yang gurihnya. Keripik ini banyak diminati para wisatawan, selain rasanya yang enak, tahan lama juga mudah untuk di packing.

Harga Keripik Keladi berkisaran Rp25.000 / 250 gr, harga berbeda sesuai dengan berat keripik yang dibeli. Kamu bisa membeli Keripik Keladi di Lio Art Papua di Jl. Merdeka, Manokwari atau sentra oleh-oleh lainnya.

5. Buah Merah

Buah merah adalah salah satu oleh-oleh yang banyak dicari oleh wisatawan karena khasiatnya untuk kesehatan. Buah Merah adalah tumbuhan yang banyak tumbuh di Manokwari, Nabire, Timika, Jayapura, Jayawijaya dan Ayamaru Sorong. Buah ini sudah menjadi salah satu oleh-oleh khas yang wajib untuk dibeli dan dibawa pulang.

Buah Merah dipercaya dapat membantu melawan sel kanker myeloma seperti kanker servik, payudara dan paru-paru. Masyarakat sekitar biasa memakan buah merah langsung atau dipanggang dan direbus. Buah Merah kini sudah banyak dijual dalam kemasan botol, biasanya berupa minyak atau sari buah merah.

6. Rumah Kaki Seribu Suku Arfak

Di Manokwari ada Suku Arfak yang bermukim di di pegunungan tertinggi di Papua Barat yaitu Gunung Arfak. Salah satu ciri khas dari Suku Arfak ini adalah, mereka memiliki rumah tradisional yang disebut rumah Kaki Seribu. Disebut Rumah Kaki Seribu, karena rumah ini terbuat dari tiang-tiang penyangga di bawahnya. Hal ini membuat rumah ini terlihat memiliki banyak kaki seperti kaki seribu.

Rumah adat khas Suku Arfak ini kini dibuat menjadi souvenir khas Papua yang disukai para wisatawan. Dengan berbahan baku ranting dan kulit kayu, banyak pengrajin Manokwari sukses menjual souvenir ini. Harga miniatur Rumah Kaki Seribu ini dihargai sekitar Rp300.000 hingga Rp1.500.000, tergantung ukuran.

7. Kopi Arfak

Kopi Arfak mungkin tidak setenar Kopi Wamena yang populer sekali sebagai kopi khas Papua. Kopi Arfak adalah kopi khas Manokwari yang didapatkan dari pegunungan Arfak. Kopi Arfak sendiri diketahui sebagai kopi peninggalan kolonial Belanda yang terdapat di distrik Minyambouw, Catubouw, Didohu dan Hingk. Meski menjadi kopi Khas Manokwari, sayangnya sangat sulit untuk menemukan kopi ini.

Kopi Arfak kini hanya dikonsumsi oleh masyarakat sekitar Gunung Arfak dan sangat jarang petani yang menanam kopi ini. Padahal Kopi Arfak ini memiliki potensi bisnis kopi yang sangat menjanjikan dan bisa membantu perekonomian masyarakat. Jika kamu tertarik untuk mencoba kopi ini, kamu mungkin harus datang ke daerah Pegunungan Arfak.

Gimana nih sudah tahu dong setelah sampai di Manokwari kira-kira oleh-oleh apa sih yang akan dibeli. Satu hal yang perlu diingat, berbelanjalah seperlunya jangan berlebihan. Jangan sampai terlalu asyik berbelanja, tahu-tahu dompet terkuras habis untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *