Kota Solo terkenal dengan sejarah dan budayanya yang terus dilestarikan. Meski tidak seramai kota kembarannya, Yogyakarta, Kota Solo juga memiliki tempat untuk berwisata. Jika kamu suka mempelajari sejarah, dan senang datang ke museum, di Solo terdapat museum yang bisa kamu kunjungi pada akhir pekan. Kali ini, Bangjo akan memberikan referensi museum bersejarah di Kota Solo.
1. Museum Keraton Surakarta
*
Keraton merupakan tempat yang sangat bersejarah di Surakarta, memiliki museum yang menyimpan berbagai hal tentang sejarah, seni, dan budaya Surakarta. Bangunan museum berbentuk persegi panjang, dan memiliki dua area yang digunakan sebagai area pameran. Di dalamnya, terdapat 13 ruang di dalam museum.
Setiap ruang memamerkan jenis koleksi yang berbeda-beda. Ruang pertama adalah tempat untuk memamerkan foto-foto raja yang pernah berkuasa di Surakarta. Ruang kedua berisi arca perunggu seperti Buddha. Hingga ruang ke-13 yang berisi alat perlengkapan rumah tangga dan dapur, serta alat penanak nasi yang digunakan tantara saat berperang.
Museum Keraton Surakarta berlokasi di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Buka setiap hari Senin Kamis, jam 09.00 14.00. Sementara hari Sabtu dan Minggu jam 09.00 15.00, dengan harga tiket masuk untuk weekday Rp10.000 dan weekend Rp15.000/orang.
2. Museum Radya Pustaka Surakarta
*
Bangunan yang menjadi bukti pentingnya pengarsipan bagi masyarakat Solo yang didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada 18 Oktober 1890 ini merupakan museum tertua di Indonesia. Museum Radya Pustaka dulunya merupakan kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar, kemudian menjadi tempat penyimpanan surat-surat kerajaan.
Seiring berjalannya waktu, kini Museum Radya Pustaka terdapat benda-benda penting yang berhubungan dengan kerajaan. Hingga pada akhirnya, Radya Pustaka resmi dijadikan sebagai museum. Hal unik dari museum ini, karena pada awalnya merupakan rumah hunian, tata ruang museum tidak seperti museum pada umumnya karena bangunan asli tetap dipertahankan.
Museum Radya Pustaka berlokasi di Jalan Slamet Riyadi No. 275, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta. Tidak jauh dari Taman Sriwedari, kamu bisa menambah wawasan dengan membaca buku berbahasa Belanda dan Jawa. Museum ini buka setiap Selasa Minggu, jam 08.30 13.00, cocok untuk kamu kunjungi pada akhir pekan.
3. Museum Pers Nasional
*
Bangunan yang semula diberi nama Societeit Sasana Soeka digunakan sebagai balai perkumpulan dan ruang pertemuan. Pada tahun 1933, Sarsito Mangunkusumo dan sejumlah insinyur lainnya bertemu di gedung ini dan Solosche Radio Vereeniging yang merupakan radio public pertama yang dioperasikan pribumi Indonesia.
Gedung ini menjadi terbentuknya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946, dan pada tahun 1973 mulai berganti nama menjadi Museum Pers Nasional. Pada 9 Februari 1978, museum ini diresmikan oleh Presiden Soeharto. Kemudian, kini Museum Pers Nasional dijadikan tempat wisata Pendidikan dan menerima sumbangan material pers Indonesia.
Meski terbilang cukup sepi dan jarang dikunjungi, museum ini tetap bisa jadi bucketlist-mu di Solo. Karena di sini memiliki pusat media yang mana masyarakat bisa mengakses internet menggunakan 9 komputer yang tersedia, perpustakaan dengan koleksi 12.000 buku, ruang baca koran, dan majalah lama yang sudah didigitalisasi.
Museum Pers Nasional beralamat di Jalan Gajah Mada No. 29, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Lokasinya di sebelah barat Istana Mangkunegaran. Buka mulai jam 08.00 16.00 WIB.
4. Museum Pesanggrahan Langenharjo
*
Tempat yang dijadikan sebagai Kawasan rekreasi keluarga kerajaan Keraton Surakarta ini dinamakan Langenharjo karena letaknya berada di pinggiran Sungai Bengawan Solo dan dimaknai sebagai perasaan nyaman dan damai. Kata pesanggrahan berarti tempat peristirahatan. Jadi, Pesanggrahan Langenharjo tempat istirahat yang nyaman dan damai.
Dulunya, tempat ini dipercaya sebagai tempat beristirahat Pakubuwono IX setelah berenang mencari ikan di Sungai Bengawan Solo. Di belakang bangunan Pesanggrahan Langenharjo terdapat Air Hangat Langenharjo, sehingga tepat untuk dijadikan tempat istirahat.
Pendopo Museum Pesanggrahan Langenharjo masih aktif digunakan untuk pertunjukan wayang, sarasehan, dan juga tirakatan. Museum ini berlokasi di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Bisa kamu kunjungi untuk mengenal sejarah Pakubuwono IX.
5. Museum Keris Nasional
*
Museum yang dibangun pada tahun 2013 dan baru diresmikan pada 9 Agustus 2017 ini merupakan museum berisi koleksi keris dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari keris zaman Kerajaan Jenggala, hingga masa kini. Memiliki jumlah koleksi sekitar 338 bilah, baik keris maupun pedang, dan keris pinjaman dari kolektor yang berjumlah 32 keris.
Terdiri dari 4 lantai, Museum Keris Nasional cocok menjadi destinasi wisata edukasi, sejarah, dan budaya. Selain koleksi keris yang dipamerkan, di sini terdapat perpustakaan dengan beragam koleksi buku tentang keris. Jika kamu tertarik belajar sejarah keris, wajib mengunjungi museum yang satu ini.
Berlokasi di Jalan Bhayangkara No.2, Sriwedari, Kota Surakarta, museum Keris bisa kamu kunjungi setiap Selasa Kamis jam 09.00 15.00, Jumat jam 08.30 11.00, Sabtu jam 09.00 15.00, Minggu jam 09.00 13.00, dan libur setiap hari senin.
6. Museum Batik Danar Hadi
*
Kota yang khas dengan batik, Solo memiliki tempat untuk kamu yang ingin belajar sejarah batik. Museum Batik Danar Hadi menghadirkan edukasi budaya mengenai batik, yang memiliki cerita sejarah cukup Panjang. Ragam batik disajikan di sini dengan perawatan yang sangat baik.
Meskipun berada di bawah pengelolaan produsen batik, museum terbuka bagi siapapun yang ingin menambah pengetahuan mengenai batik. Koleksi yang ditampilkan di sini merupakan koleksi pribadi, memiliki 9 jenis batik yang disimpan dalam 11 ruang. Banyaknya koleksi di sini kamu akan mengetahui betapa kaya budaya batik di Indonesia.
Sembilan jenis batik yang dipamerkan di antaranya; Batik Pengaruh Kraton, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Indonesia, Batik Kraton, Batik Djawa Hokokai, Batik Pengaruh India, Batik Cina, Batik Belanda, serta Batik Danar Hadi.
Kamu bisa mengunjungi museum ini di Jalan Slamet Riyadi No. 261, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta yang buka setiap hari jam 09.00 16.30. Selain mengunjungi museum, kamu juga bisa melihat proses pembuatan batik di PT. Batik Danar Hadi.
7. Museum Fosil Sangiran
*
Jika kamu pecinta sejarah, ingin belajar, dan melihat langsung fosil manusia purba, kamu wajib mengunjungi Museum Sangiran. Di sini terdapat benda purbakala dari penggalian arkeologis yang menghasilkan penemuan manusia purba, seperti Pithecanthropus Erectus, Meganthropus, dan masih banyak fosil lainnya.
Jumlah koleksi yang ditampilkan di sini adalah 2934 fosil dari total 13.809 fosil. Museum Sangiran mengoleksi penemuan dari zaman Pliosen (5,3 1,8 juta tahun yang lalu), hingga zaman Pliostosen. Di sini terdapat koleksi fosil manusia purba, hewan purba, dan bebatuan.
Museum Sangiran berlokasi di Kebayanan II, Krikilan, Kalijambe, Kabupaten Sragen. Bisa kamu kunjungi setiap Selasa Minggu, jam 08.00 16.00, dan tutup pada hari Senin. Memiliki karakteristik khusus, yaitu puncak yang terbentuk karena tectonic uplift dari letusan Gunung Lawu, Merbabu, dan Merapi. Tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi.
8. Museum Bank Indonesia Surakarta
*
Bangunan yang merupakan bekas kantor Bank Indonesia dan dijadikan sebagai museum, semula bernama De Javasche Bank Agentschap Soerakarta. Bangunan yang sangat khas dengan gaya Eropa ini memiliki 3 lantai yang terdiri dari galeri, perpustakaan, dan Gedung pertemuan.
Di sini kamu dapat melihat mesin cetak uang antik dan arsitektur bangunan yang usianya lebih dari 100 tahun. Di dalamnya terdapat koleksi mata uang dari De Javasche Bank, seperti seri wayang dari Hindia Belanda. Museum ini menambah nilai Kota Solo yang identik dengan sejarah dan budaya.
Kamu bisa kunjungi Museum Bank Indonesia yang beralamat di Jalan Ronggowarsito No.2, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Selain belajar sejarah, eksterior Gedung yang unik bisa kamu jadikan sebagai spot berfoto.
9. Museum Samanhoedi
*
Berawal dari rumah produksi batik yang berada di Laweyan, Solo, Museum Samanhoedi kini menjadi tempat Gudang batik. Museum ini didirikan dengan harapan membantu wisatawan yang berkunjung ke Kampoeng Batik Laweyan untuk mengetahui perjuangan Samanhoedi dan sejarah kampung batik tersebut.
Di sini, kamu bisa melihat beberapa peninggalan Samanhoedi, yang merupakan saudagar batik di Laweyan, di antaranya; Foto-foto KH. Samanhoedi beserta keluarga, replika kain batik, canting, anglo, bahan pewarna batik, dan salinan dokumen sarikat Islam.
Awalnya, Museum Samanhoedi terletak di Kampoeng Batik Laweyan, namun kini berlokasi di Jalan KH. Samanhoedi No.75, Sondakan, Laweyan, Kota Surakarta. Buka setiap hari mulai jam 08.00 17.00, tempat yang seru untuk kamu pecinta sejarah.
10. Tumurun Private Museum
*
Pecinta seni pasti akan senang jika masuk ke museum berisi karya yang menakjubkan. Museum Tumurun menyajikan karya seni yang akan membuat kamu berdecak kagum. Namun, sesuai dengan namanya, museum ini tidak dibuka secara umum karena private museum ini masih dikelola oleh keluarga Lukimto.
Tidak ada harga tiket masuk, namun kamu perlu reservasi apabila ingin berkunjung dan melihat beragam karya seni yang menarik. Dengan cara; masuk ke laman resmi Tumurun Private Museum. Jika ada jadwal open house, kamu bisa melakukan pendaftaran. Akan dibuat 10 grup dengan masing-masing mendapat waktu 30 menit untuk melihat karya.
Tumurun Private Museum beralamat di Jalan Kebangkitan Nasional No. 2/4, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta. Buka setiap Senin Jumat jam 10 17.00, Sabtu jam 09.00 13.00, dan tutup pada hari Minggu.
Nah, itulah kesepuluh museum bersejarah yang ada di Solo. Anda bisa berwisata sembari mempelajari kebudayaan Indonesia, khususnya Solo. Tapi, kalau Anda masih penasaran dengan tempat wisata lainnya yang ada di Solo, coba kunjungi 10 Tempat Wisata Solo yang hits ini. Punya saran tempat wisata di Solo lainnya? Bagikan di kolom komentar, ya.