>
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > .
Bangjo.co.id – Rematik atau dalam dunia medis disebut rheumatoid arthritis (RA) adalah peradangan sendi kronis yang umumnya disebabkan oleh gangguan autoimun. Rematik adalah penyakit yang bisa menyerang anggota gerak, seperti otot, tulang dan sendi. Simak penjelasan di bawah ini mengenai penyebab, gejala, diagnosis dan obat rematik.
Sebelum menjelaskan mengenai penyakit rematik, perlu diketahui bahwa rasa nyeri yang ditimbulkan oleh rematik mirip dengan nyeri asam urat atau nyeri yang ditimbulkan akibat keseleo.
Meski gejala rematik hampir mirip dengan penyakit lain, penyakit rematik dapat dikenali dari munculnya peradangan di persendian. Hal ini disebabkan dari sistem imunitas tubuh yang justru menyerang balik jaringan yang ada di persendian.
Saat mengalami rematik, sistem imun gagal membedakan jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi. Hasilnya dapat menyebabkan sendi bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi dan bahkan kecacatan.
Selain gangguan imunitas tubuh, munculnya rematik juga bisa meningkatkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Pada dasarnya, rematik dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering diserang adalah sendi di pergelangan tangan, kuku-kuku jari, lutut dan engkel kaki. Sendi-sendi lain yang mungkin diserang termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang, bahkan sambungan antar tulang sangat kecil yang ada di telinga bagian dalam.
Berikut adalah beberapa gejala rematik yang bisa Anda kenali, di antaranya:
Gejala rematik pertama yang umum dialami adalah persendian terasa kaku di pagi hari dan bisa berlangung lama. Sementara kekakuan yang disebabkan akibat osteoartritis bisa menghilang dalam waktu yang lebih cepat.
Sendi yang mengalami pembengkakan dan nyeri biasanya terasa hangat dan lembek bila disentuh, rasa sakit biasanya terjadi pada kedua sendi di sisi kanan dan kiri (simetris) tetapi mungkin tingkat keparahannya berbeda, tergantung sisi mana yang lebih sering digunakan.
Sekitar 20% pasien rematik menimbulkan nodul atau benjolan di bawah kulit seukuran kacang hijau dan sering kali terletak di dekat persendian. Benjolan bisa terus ada selama Anda mengalami rematik.
Pada beberapa kasus, cairan bisa terakumulasi terutama di pergelangan kaki. Hal ini disebabkan karena kantung sendi belakang lutut mengakumulasi cairan dan membentuk apa yang dikenal sebagai kista Baker.
Kista ini terasa seperti tumor dan kadang-kadang memanjang ke bawah ke bagian belakang betis dan menyebabkan rasa sakit. Namun, kista Baker juga dapat berkembang pada orang yang tidak memiliki rematik.
Peradangan dan pembengkakan pada tendon mengakibatkan saraf terjepit sehingga dapat menyebabkan kesemutan atau mati rasa. Selain itu, kesemutan atau mati rasa yang terjadi di tangan juga disebut carpal tunnel syndrome.
Saat stadium awal, rematik adalah penyakit yang sulit untuk didiagnosis karena gejalanya sangat mirip dengan beberapa penyakit lain. Guna memberikan analisis yang tepat, biasanya dokter akan menyelidiki riwayat kesehatan.
Setelah itu, dokter bisa melanjutkan dengan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan sendi dan X-ray. Pemeriksaan lainnya yang mungkin diperlukan adalah tes laju endap darah untuk mengukur peradangan, tes faktor rheumatoid, atau analisis cairan persendian untuk memeriksa apakah nyeri yang muncul diakibatkan oleh kristal asam urat atau infeksi.
Hingga kini belum ada pengobatan yang bisa mengobati rematik dengan total. Pemberian obat rematik hanya untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit, mengembalikan fungsi sendi, serta mencegah terjadinya cacat.
Berikut adalah beberapa obat rematik yang bisa Anda gunakan (dengan atau tanpa resep), di antaranya:
Obat NSAID berguna untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit pada rematik. Jenis obat rematik yang dijual bebas tanpa resep dokter seperti ibuprofen, naproxen dan obat resep dokter seperti natrium diklofenak.
Obat kortikosteroid digunakan untuk peradangan dan rasa sakit, serta memperlambat terjadinya kerusakan sendi.
Obat rematik ini berguna untuk mencegah jaringan sendi tidak semakin rusak secara permanen. DMARDs yang sering diberikan dokter yaitu leflunomide (Arava), methotrexate (trexall), sulfasalazine (Azulfidine) dan hydroxychloroquine (plaquenil)
Obat rematik lainnya yang bisa digunakan seperti inhibitor TNF-alpha, imunosupresan, dan kelas baru obat-obatan untuk meningkatkan gerakan sendi.
Sementara itu, pada kasus yang lebih parah dan penggunaan obat rematik seperti di atas tidak membantu mengurangi gejala, dokter bisa menganjurkan untuk melakukan tindakan operasi. Operasi pembedahan bisa dibagi dalam tiga prosedur seperti:
Selain mengonsumsi obat rematik dan melakukan operasi, langkah-langkah lainnya yang bisa dilakukan untuk meredakan rematik adalah olahraga rutin, pola diet yang sehat, istirahat cukup, dan mengurangi stres.
Jika Anda ragu terhadap gejala-gejala yang muncul dan tidak berani mengambil tindakan, sebaiknya konsultasi dengan dokter spesialis reumatologi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
No Comments