>
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > .
Bangjo.co.id – Vulvodynia yakni penyakit kronis yang memberikan rasa tidak nyaman pada vulva. Vulvodynia ditandai dengan beberapa gejala rasa mirip nyeri, rasa mirip terbakar, gatal, abses, rasa tidak tenteram ketika duduk dan berhubungan seksual.
Munculnya penyakit Vulvodynia mempunyai kaitan dengan pengobatan vaginitis atau infeksi jamur yang berulang. Lantas, Vulvodynia apakah berbahaya? Penting untuk Anda pahami bahwa Vulvodynia tidak menular ketika melakukan kekerabatan seksual.
Meski begitu, bagi penderita Vulvodynia rasa sakitnya yang dialami mampu timbul terus menerus atau hilang-timbul dan mampu bertahan selama berbulan-bulan hingga beberapa tahun.
Perlu Anda ketahui, karena suhu di area vulva cenderung berair dan hangat maka kulit vulva rentan mengalami iritasi. Seorang perempuan perempuan postmenopause dan anak perempuan yang belum pubertas rentan mengalami hal ini. Pada usia tersebut, jaringan vulva menjadi lebih tipis dan kering karena kadar hormon estrogen yang rendah.
Hingga kini penyebab Vulvodynia belum dimengerti dengan pasti. Namun terdapat beberapa aspek-aspek yang diduga berkontribusi kepada penyakit Vulvodynia, di antaranya:
Perlu diketahui juga banyak wanita mengalami Vulvodynia memiliki riwayat vaginitis atau riwayat pengobatan infeksi jamur. Pada beberapa perkara, seorang perempuan dengan keadaan tersebut kadang mempunyai riwayat pelecehan seksual.
Vulvodynia kerap dicicipi pada perempuan saat ingin melaksanakan relasi seksual. Rasa nyeri pada vulva tidak cuma dipicu akhir sentuhan, tetapi nyeri juga muncul tanpa ada reaksi sentuhan dari luar dan dapat bertahan lama.
Rasa nyeri pada Vulvodynia seperti rasa ditusuk-tusuk disertai rasa seperti terbakar. Selain itu, nyeri saat bekerjasama seksual yaitu aspek psikologis yang menciptakan takut dan khawatir untuk melaksanakan korelasi intim.
Bila Anda menderita Vulvodynia, Anda akan merasa takut apabila berafiliasi seksual karena mereka percaya rasa nyeri tersebut timbul balasan kontak dengan organ vital penetrasi berjalan.
Seseorang dengan Vulvodynia kadang merasakan nyeri di daerah vulva, atau mungkin terlokalisasi pada area tertentu, seperti pintu masuk vagina.
Kondisi serupa seperti vestibulitis vulva mampu mengakibatkan rasa sakit hanya di saat diberikan tekanan pada tempat sekitar pintu masuk vagina. Jaringan vulva mungkin terlihat meradang atau bengkak, atau kadang juga terlihat wajar .
Apabila Anda mempunyai gejala Vulvodynia, secepatnya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat karena Vulvodynia merupakan penyakit dengan atau tanpa kelainan medis yang signifikan.
Sebelum dilakukan pemeriksaan, dokter biasanya akan mengumpulkan alasannya dari nyeri yang dialami, apakah ada faktor pemicu timbulnya nyeri, lokasi dan intensitas nyeri dan semenjak kapan nyeri itu muncul.
Sedangkan pada investigasi organ vital, dokter akan menyaksikan apakah ada kelainan anatomis mirip munculnya benjolan (Bartholin), inflamasi ataupun luka dan cairan putih. Kadang-kadang infeksi mampu memulai timbulnya rasa nyeri khas Vulvodynia yang berkepanjangan.
Selain itu, pemeriksaan laboratorium mampu digunakan untuk mengindikasikan apakah nyeri pada vulva disebabkan oleh basil. Tes laboratorium berguna untuk menilai kadar asam (pH) dan mendeteksi adanya sel bakteri atau jamur
Tes dengan hasil negatif mampu membuktikan bahwa nyeri vulva bukan disebabkan oleh infeksi dari penyakit bakterial Vaginosis.
Pada dasarnya pengobatan Vulvodynia konsentrasi untuk mengatasi gejalanya. Selain itu, setiap perempuan mempunyai pengobatan yang berlawanan-beda. Pengobatan bisa memerlukan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Berikut ialah cara mengobati Vulvodynia yang mampu dilaksanakan, di antaranya:
Cara mengobati Vulvodynia yang lain ialah dengan salep lidocaine. Cara ini cuma menolong untuk mengendorkan tanda-tanda dengan sementara. Lidocaine baik digunakan 30 menit sebelum bekerjasama seksual. Salep ini menciptakan pasangan mengalami mati rasa sementara.
Jika tidak mempan menggunakan bius lokal mirip salep lidocaine, perempuan yang mengalami Vulvodynia sudah lama biasanya akan diberi suntikan blok saraf setempat.
Pada umumnya, dokter akan menawarkan Anda resep antidepresan, antikonvulsan atau trisiklik untuk membantu meminimalisir rasa sakit di vagina. Obat lain yang mungkin diresepkan yaitu antihistamin guna meminimalisir rasa gatal.
Sementara itu, pada perempuan yang menginjak masa menopause dan postmenopause (40 tahun keatas), terapi lidocaine ditambah krim estrogen membantu meminimalkan rasa nyeri. Apabila nyeri berjalan hingga 6 bulan atau 1 tahun lebih, maka diperlukan obat penenang (antidepresan).
Terapi digunakan untuk membantu meminimalisir rasa sakit akhir Vulvodynia. Penderita akan diajarkan untuk mengendalikan respon pada badan. Pada dasarnya, terapi ini bermaksud untuk menciptakan badan lebih rileks sehingga rasa sakit bisa berkurang.
Selain itu, biofeedback berguna untuk mengendurkan otot panggul, yang dapat mengantisipasi rasa sakit kontraksi yang ditimbulkannya.
Otot-otot dasar panggul merupakan otot yang mendukung kandung kemih, usus, dan rahim. Banyak perempuan yang mengalami Vulvodynia mempunyai problem dengan otot-otot dasar panggul. Guna memperkuat otot-otot dasar panggul dibutuhkan latihan-latihan khusus merenggangkan rasa sakit Vulvodynia.
Terapi fisik ini membantu mengatur kontraksi otot panggul ketika Anda bekerjasama seksual supaya terhindar dari rasa sakit. Meningkatnya tekanan panggul akan menimbulkan rasa nyeri, oleh lantaran itu terapi dasar panggul dianjurkan untuk melaksanakan terapi relaksasi seperti manuver kegel.
Jika dalam masalah di mana area yang sakit melibatkan area yang kecil (setempat Vulvodynia, vulva vestibulitis), operasi untuk mengangkat kulit dan jaringan yang terkena dapat meminimalisir rasa sakit pada beberapa perempuan. Prosedur ini dikenal dengan nama vestibulectomy.
Selain selaku media berita kesehatan, kami juga mengembangkan postingan terkait bisnis.
Artikel bisnis dan investasi
No Comments