>
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > .
Bangjo.co.id– Kabar mengagetkan tiba dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari Kabupaten Sidrap. Gadis sampaumur berusia 13 tahun berjulukan Sry Wahyuni dinikahi oleh pria berusia 41 tahun bernama Rustam Ashary. Yang lebih mengejutkan yaitu, sang gadis sesungguhnya masih duduk di kelas 1 SMP!
Berdasarkan keterangan dari ibunda Sry, Nurhayati, perkenalan pasangan ini berasal dari media umum Facebook. Meskipun tampaktidak lazim, Nurhayati menyebut ijab kabul ini berjalan tanpa paksaan dan direstui oleh orang renta dari kedua belah pihak.
Sang ayah, Juma’ming tidak mengeluarkan banyak komentar. Ia hanya berharap ijab kabul putri bungsunya mampu memberi kebahagiaan dan langgeng.
Meskipun bisa dilakukan oleh siapa pun, pakar kesehatan sungguh tidak menyarankan pernikahan dini, khususnya di usia cukup umur. Ada banyak sekali risiko kesehatan fisik yang mampu ditemukan akibat hal ini, terutama bagi pihak kaum hawa.
Berikut yaitu beberapa dampak kesehatan dari ijab kabul dini yang seharusnya kita waspadai.
Pakar kesehatan menyebut ijab kabul dini ternyata bisa meningkatkan risiko terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tekanan atau stres yang didapatkan dari mengarungi kehidupan rumah tangga yang belum tentu tanpa hambatan ternyata bisa menjadi pemicunya.
Selain itu, bagi wanita berusia sampaumur yang sudah hamil, risiko terkena preeklampsia dengan gejala tekanan darah tinggi, adanya kandungan protein di dalam urine dikala buang air kecil, hingga kerusakan beberapa organ badan meningkat drastis. Masalahnya yaitu preeklampsia bisa menjadikan maut bagi ibu atau bahkan janin di dalam kandungan. Selain itu, jika sang bayi bisa dilahirkan dengan selamat, bisa jadi akan mengalami gangguan perkembangan.
Jika sampai wanita hamil di usia remaja, maka risiko untuk terkena anemia akan berkembangdengan signifikan. Hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi yang hasilnya mengganggu produksi sel darah merah. Masalahnya yakni jikalau sampai anemia terjadi di dikala hamil, maka janin di dalam kandungan akan lebih rentan terlahir prematur. Perkembangannya juga akan ikut terganggu.
Ibu yang hamil di usia remaja condong lebih berisiko mengalami kelahiran bayi prematur. Bahkan, bayi yang dilahirkan juga cenderung lebih rendah dari wajar . Jika sampai hal ini terjadi, maka bayi tentu akan lebih rentan mengalami gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, dilema kognitif, dan aneka macam persoalan lainnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Sistem Kesehatan Nasional Inggris, disebutkan bahwa ibu hamil dengan usia kurang dari 18 tahun memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kematian dikala melahirkan. Hal ini disebabkan oleh secara fisik tubuh mereka sebetulnya belum sungguh-sungguh siap untuk melahirkan. Sebagai pola, penggalan panggul masih cenderung sempit sehingga membuat proses persalinan susah untuk dilahirkan.
Selain bagi ibu, risiko ajal saat persalinan juga bisa meningkat bagi sang bayi.
Banyak ibu berusia remaja yang mengalami gangguan mental akibat kelelahan akibat proses kehamilan dan persalinan yang berat. Mereka juga mengeluhkan sulitnya menjalani kehidupan rumah tangga dan merawat anak sehingga lebih rentan terkena stress, gangguan kecemasan, dan PTSD.
Bahkan, pakar kesehatan menyebut kasus KDRT di antara pasangan suami-istri berusia akil balig cukup akal cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh secara mental, para sampaumur ini bahwasanya belum sungguh-sungguh siap untuk menjalani kehidupan pernikahan yang berat.
Melihat fakta ini, semestinya memang kita mesti menimbang-nimbang berkali-kali kalau ingin melakukan ijab kabul di usia sampaumur.
Selain selaku media berita kesehatan, kami juga membuatkan artikel terkait bisnis.
Artikel bisnis dan investasi
No Comments