>

Benarkah Menonton Televisi Terlalu Dekat Berbahaya?

administrator
14 Jun 2019 17:06
3 minutes reading

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > .

dampak-nonton-tv-doktersehat

Bangjo.co.id– Meskipun kita masih sering mendengar rekomendasi dari orang renta untuk tidak menonton televisi dalam jarak yang terlalu akrab, banyak orang yang menganggap usulan ini sebagai sesuatu yang tidak benar. Sebenarnya, menonton televisi terlalu bersahabat berbahaya nggak, sih?

Dampak menonton televisi terlalu dekat

Pakar kesehatan menyebut kebiasaan menonton televisi di jarak yang terlalu bersahabat memang kurang baik bagi kesehatan mata. Bahkan, hal ini bisa saja mengakibatkan mata minus. Hanya saja, kegelisahan ini timbul jika kita menggunakan televisi layar cembung yang cenderung sudah cukup jarang digunakan di zaman sekarang.

Televisi layar cembung bisa memancarkan radiasi dengan kekuatan yang sangat berpengaruh, yakni sekitar 10 ribu kali lipat dari batas kondusif bagi insan. Karena argumentasi inilah bila kita terlalu erat menontonnya, dikhawatirkan akan menjadikan gangguan penglihatan. Sejak dikala inilah pikiran bahwa televisi harus ditonton dari jarak yang jauh dan seharusnya tidak ditonton lebih dari satu jam muncul.

Televisi terbaru yang menggunakan teknologi plasma atau LCD ternyata tak cuma dibuat demi merampingkan bentuknya saja. Televisi-televisi ini diolah biar tidak memancarkan cahaya dan radiasi yang berlebihan sehingga lebih aman bagi kesehatan mata kita. Meskipun begitu, ada baiknya memang kita tetap menjaga jarak ketika menonton televisi biar tidak terlalu erat.

Seberapa jauh jarak yang aman untuk menonton televisi?

Situs verywell health menyarankan kita untuk menonton dengan jarak minimal 2,5 sampai 3 meter dari televisi. Sebenarnya, sampai dikala ini belum ada perhitungan niscaya tentang jarak yang sempurna untuk menonton televisi, tetapi banyak orang yang memakai perkiraan 5 kali dari lebar televisi. Sebagai contoh, jika kita memiliki televisi dengan ukuran 32 inchi, maka jarak menontonny ialah 150 inchi atau sekitar empat meter.

Hanya saja, bagi sebagian orang jarak empat meter masih terlalu jauh sehingga membuat kita tidak bisa melihat beberapa detail dengan jelas. Kita bisa saja memperdekat jarak menonton televisi ini supaya bisa melihatnya, asalkan masih membuat mata merasa nyaman.

Dampak utama dari kebiasaan menonton televisi terlalu dekat

Pakar kesehatan menyebut ada tiga efek yang paling memungkinkan untuk terjadi jika kita menonton televisi dengan jarak terlalu bersahabat.

Berikut ialah pengaruh -dampak kesehatan tersebut.

  1. Memicu sindrom mata letih

Sindrom mata lelah bisa menimbulkan gejala seperti mata perih, mata basah, sampai kepala pusing. Kondisi ini bergotong-royong tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya, namun bila kita merasakannya saat menonton televisi, sebaiknya secepatnya mematikan peralatan elektronik ini biar mata bisa segera beristirahat.

Selain itu, kita juga bisa berhenti menggunakan gawai untuk sementara, memejamkan mata, sampai menikmati panorama alam agar mata bisa beristirahat.

  1. Memicu penyempitan pembuluh darah pada mata

Mata yang lelah akibat menonton televisi dalam jarak terlalu dekat juga rentan mengalami penyempitan pembuluh darah mata.

  1. Mata tegang dan kering

Jarak menonton televisi yang terlalu dekat juga bisa menciptakan mata tegang dan kering akibat jarang berkedip.

Perhatikan pula hal-hal lain dikala menonton televisi

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengamati posisi dari televisi yang kita lihat. Sebagai contoh, kita sebaiknya menempatkan televisi di atas meja atau menempelkannya di tembok dengan ketinggian yang tepat sehingga nyaman untuk dilihat.

Selain itu, tentukan untuk menempatkan televisi di ruangan dengan pencahayaan yang cukup karena jikalau berada di tempat dengan pencahayaan yang gelap, dikhawatirkan bisa menjadikan gangguan penglihatan.

Tempatkan juga televisi di ruangan selain kawasan tidur. Meskipun nyaman untuk dilakukan, menonton televisi dengan tiduran juga kurang baik. Keberadaan televisi di kamar tidur juga sudah terbukti bisa meningkatkan risiko terkena susah tidur atau imsonia.

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga menyebarkan postingan terkait bisnis.

Artikel bisnis dan investasi

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x
x