>

Disleksia: Penyebab, Tanda-Tanda, Diagnosis, Pengobatan

administrator
13 Jun 2019 23:18
6 minutes reading

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > .

penyakit-disleksia-doktersehat

Bangjo.co.id– Membesarkan anak yang mengalami disleksia yakni tantangan bagi orang tua. Ketika orang renta bisa melewatinya, Anda akan memperoleh banyak wawasan tentang tantangan anak dalam kesulitan membaca — dan perihal banyak cara Anda dapat menolong anak berkembang di sekolah dan dalam kehidupan. Selengkapnya simak ulasan tentang apa itu disleksia hingga pengobatan disleksia di bawah ini.

Apa Itu Disleksia?

Disleksia yakni gangguan belajar yang dialami anak dalam hal membaca dan menulis. Anak dengan disleksia melihat tulisan seolah campur aduk, sehingga sulit dibaca dan sulit diingat. Pada penderita disleksia tidak terjadi gangguan untuk tingkat kepadaian.

Disleksia lebih sering ditemukan pada pria ketimbang wanita. Disleksia juga dapat ditemukan serempak dengan gangguan yang lain, yakni gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktif (GPPH) atau diketahui juga dengan attention-deficit atau hyperactivity disorder (ADHD), gangguan berbahasa, gangguan mengucapkan kata dengar benar dan alergi terhadap masakan atau minuman tertentu.

Penyebab Disleksia

Disleksia yang timbul dalam pertumbuhan sel saraf, di mana tidak mampu ditemukan penyebab dari gangguan pada susunan saraf pusat. Penyebab niscaya disleksia tipe ini belum dapat dimengerti. Namun faktor genetik menjadi faktor risiko terjadinya disleksia.

1. Genetik

Orang bau tanah dengan disleksia memiliki kemungkinan memilki anak pria dengan disleksia sebesar 40%. Berdasarkan hasil penelitian, pada penderita gangguan disleksia didapatkan adanya kelainan pada otak sebelah kiri yang mengatur fungsi berbahasa.

2. Penyakit

Disleksia yang didapat lantaran penyakit lain, yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada susunan saraf pusat. Contoh penyakit yang mungkin timbul yaitu stroke, syok atau benturan luar biasa pada kepala.

3. Gangguan penglihatan

Disleksia yang didapat ini bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem penglihatan, atau disebabkan oleh gangguan terhadap sistem lain sehingga pemahaman dan atau pelafalan terhadap kata-kata dapat terusik.

4. Anatomi dan aktivitas otak

Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan perbedaan otak antara orang dengan dan tanpa disleksia. Perbedaan ini terjadi di area otak yang terlibat dengan keterampilan membaca kunci. Keterampilan-keterampilan itu mengetahui bagaimana bunyi direpresentasikan dalam kata-kata, dan mengenali mirip apa kata-kata tertulis itu.

Gejala Disleksia

Disleksia mempunyai pengaruh pada orang-orang dalam tingkat yang berbeda-beda, sehingga gejalanya mungkin berlainan dari satu anak ke anak lainnya. Secara umum, tanda-tanda timbul selaku duduk perkara dengan akurasi dan kelangsungan dalam membaca dan mengeja. Tetapi pada beberapa anak, disleksia juga mampu berefek pada penulisan, matematika, dan bahasa.

Tanda kunci disleksia pada belum dewasa ialah kesusahan memecahkan kata-kata. Ini adalah kemampuan untuk mencocokkan abjad dengan bunyi dan kemudian memakai kemampuan itu untuk membaca kata-kata secara akurat dan tanpa hambatan.

Salah satu alasan anak-anak mengalami kesulitan memecahkan kode adalah lantaran mereka sering bergulat dengan kemampuan bahasa yang lebih fundamental yang disebut kesadaran fonemis. Ini ialah kesanggupan untuk mengetahui suara individu dalam kata-kata. Masalah dengan kemampuan ini mampu muncul sedini prasekolah.

Pada beberapa anak, disleksia tidak terjadi sampai nanti, sewaktu mereka mengalami dilema dengan keahlian yang lebih kompleks. Ini mungkin tergolong tata bahasa, pengertian membaca, kelancaran membaca, struktur kalimat, dan tulisan yang lebih mendalam.

Anak-anak dengan disleksia mungkin menghindari membaca, baik dengan keras maupun untuk diri mereka sendiri. Mereka bahkan mungkin merasa khawatir atau frustrasi sewaktu membaca. Ini mampu terjadi bahkan setelah mereka menguasai dasar-dasar membaca.

Tanda-tanda penyakit disleksia dapat terlihat berlainan pada usia yang berbeda. Berikut yaitu beberapa teladan tanda-tanda disleksia:

1. Prasekolah

  • Memiliki kesulitan mengenali apakah dua kata berima (pengulangan bunyi yang berselang)
  • Berjuang dengan menghilangkan bunyi permulaan dari suatu kata
  • Berjuang dengan mempelajari kata-kata baru
  • Kesulitan mengenali karakter dan mencocokkannya dengan bunyi

2. Sekolah Dasar

  • Kesulitan menetralisir suara tengah dari suatu kata atau menggabungkan beberapa bunyi untuk menciptakan sebuah kata
  • Seringkali tidak mengetahui kata-kata persepsi biasa
  • Cepat lupa bagaimana mengeja kata setelah mempelajarinya
  • Kesuitan oleh problem kata dalam matematika

3. Sekolah Menengah

  • Membuat banyak kesalahan pengejaan
  • Sering harus membaca ulang kalimat dan potongan
  • Membaca di tingkat akademis yang lebih rendah ketimbang sewaktu mengatakan atau dalam percakapan

4. Sekolah Menengah Atas (Sekolah Menengan Atas)

  • Sering melompati kata-kata kecil ketika membaca dengan keras
  • Tidak bisa membaca sesuai yang diharapkan di tingkat kelas
  • Sangat menentukan pertanyaan pilihan ganda dibandingkan dengan mengisi di kertas kosong atau jawaban singkat

Disleksia tidak cuma memengaruhi pembelajaran. Kondisi ini juga mampu memengaruhi keterampilan dan aktivitas sehari-hari. Ini termasuk interaksi sosial, kenangan, dan memiliki masalah dengan stres.

Diagnosis Disleksia

Tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis penyakit disleksia. Sejumlah faktor dipertimbangkan, mirip:

1. Perkembangan, duduk perkara pendidikan, dan riwayat kesehatan anak

Dokter kemungkinan akan bertanya kepada Anda wacana bidang-bidang ini dan ingin tahu ihwal segala keadaan yang terjadi dalam keluarga, tergolong apakah ada anggota keluarga yang mempunyai ketidakmampuan mencar ilmu.

2. Kehidupan di rumah

Dokter mungkin meminta keterangan wacana keluarga dan kehidupan di rumah Anda, termasuk siapa yang tinggal di rumah dan apakah ada dilema di rumah.

3. Kuisioner

Dokter mungkin meminta anak Anda, anggota keluarga atau guru dengan menjawab pertanyaan tertulis. Anak Anda mungkin diminta mengikuti tes untuk mengidentifikasi kesanggupan membaca dan bahasa.

4. Tes penglihatan, telinga dan otak (neurologis)

Cara ini dapat membantu memutuskan apakah kelainan lain dapat mengakibatkan atau menambah kesanggupan membaca anak Anda yang buruk.

5. Pengujian psikologis

Dokter dapat mengajukan pertanyaan terhadap Anda dan anak untuk lebih mengetahui kesehatan mental anak. Ini mampu menolong memutuskan apakah duduk perkara sosial, kecemasan atau stress mungkin menghalangi kesanggupan anak.

6. Tes kemampuan membaca dan akademik lainnya

Anak dapat mengikuti serangkaian tes pendidikan dan menganalisis proses dan mutu kemampuan membaca oleh pakar membaca.

Pengobatan Disleksia

Hingga dikala ini, tidak ada pengobatan yang dapat dipakai untuk mengobati dan menetralisir gangguan disleksia. Penyakit disleksia akan diderita seumur hidup. Penderita disleksia perlu belajar untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya masing-masing dalam membaca dan menggunakannya untuk membantu mengatasi kesulitannya membaca.

Penderita disleksia memerlukan program dan teknik pembelajaran yang diadaptasi dengan kebutuhan penderita. Selain itu, belajar bersama dalam golongan dengan dikombinasikan dengan permainan yang mempesona mampu menolong agar penderita mau mencar ilmu membaca dan kegiatan tersebut jadi terasa lebih menyenangkan.

Penderita tidak perlu berkecil hati, karena menderita penyakit disleksia bukan memiliki arti bodoh ataupun tidak berguna. Beberapa orang populer juga diketahui menderita disleksia, yaitu Thomas Edison yang merupakan penemu lampu.

Selain itu, orang tua dari penderita juga perlu mengetahui apa yang dicicipi dan dialami oleh penderita. Hal lain yang juga dapat dilaksanakan ialah konseling oleh tenaga ahli pada orang tua, saudara, dan penderita.

Seluruh anggota keluarga akan duduk bersama untuk mengenal penyakit disleksia, membahas pertanyaan dan problem yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dan mencari penyelesaian yang mampu dijalankan. Yang sering terjadi adalah keluarga masih sulit untuk mendapatkan, menolak, takut, dan murka di saat ada anggota keluarganya yang pertama kali didiagnosis menderita gangguan ini.

Dukungan keluarga terhadap penderita mampu menawarkan efek positif pada anak dan meningkatkan kemampuan membaca penderita. Rasa frustrasi yang dirasakan oleh penderita seharusnya dikenal sedini mungkin karena apabila telat dapat menyebabkan gangguan perilaku.

 

Sumber:

https://www.understood.org/en/learning-attention-issues/child-learning-disabilities/dyslexia/understanding-dyslexia diakses 13 Juni 2019

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/diagnosis-treatment/drc-20353557 diakses 13 Juni 2019

Selain selaku media berita kesehatan, kami juga berbagi postingan terkait bisnis.

Artikel bisnis dan investasi

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x
x