>
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > .
Bangjo.co.id – Apakah vagina Anda terasa gatal dan diikuti dengan keputihan yang tidak mirip biasanya? Bisa jadi Anda mengalami vaginosis bakterialis. Wanita yang sedang mengalami vaginosis bakteri pastinya akan mencicipi ketidaknyamanan.
Namun, Anda tidak butuhterlalu mencemaskannya. Sebaiknya simaklah berita selengkapnya mengenai pengertian, penyebab, tanda-tanda, diagnosis, komplikasi dan terapi pengobatan bacterial vaginosis melalui klarifikasi ini!
Vaginosis bakterialis yaitu peradangan pada vagina yang disebabkan oleh ketidakseimbangan jumlah tumbuhan normal vagina, sehingga menimbulkan keputihan. Keputihan pada perempuan yang mengalami vaginosis bakterialis yakni keputihan patologis.
Hal ini dikarenakan keputihan tersebut tidak disebabkan pergantian fisiologis melainkan karena adanya penyakit infeksi basil di dalam vagina. Pada biasanya, vaginosis bakterialis bisa dialami wanita usia berapa pun terapi lebih sering terjadi pada perempuan usia produktif, yakni sekitar 17-45 tahun.
Para perempuan yang sedang mengalami vaginosis bakterialis tidak perlu khawatir berlebihan. Pasalnya, penyakit ini tergolong nanah tahap ringan. Akan namun, meskipun tergolong infeksi ringan, sebaiknya vaginosis bakterialis secepatnya diobati karena bisa menyebabkan komplikasi yang lebih fatal bila dibiarkan.
Sebenarnya, pada kondisi wajar , vagina mempunyai kuman baik yang disebut juga dengan tanaman wajar . Flora normal berfungsi untuk menghalangi perkembangan basil anaerobik yang bersifat patogen (merugikan).
Perempuan yang menderita vaginosis bakterialis memiliki ketidakseimbangan tanaman normal tersebut. Jumlah tanaman wajar di dalam vagina lebih sedikit dari jumlah yang semestinya, sehingga tidak bisa menekan perkembangan bakteri anaerobik.
Akibatnya, basil anaerobik tersebut pun berkembang semakin banyak. Pertumbuhan kuman anaerobik yang meningkat pesat itulah yang mengakibatkan keputihan patologis. Makara, penyebab vaginosis bakterialis ialah ketidakseimbangan jumlah kuman baik terhadap bakteri jahat di vagina.
Berikut ini yaitu beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan potensi terjadinya vaginosis bakterialis:
Sebagian besar wanita yang mengalami vaginosis bakterialis tidak mempunyai tanda-tanda yang spesifik. Keluhan yang khas dari penderita vaginosis bakterialis adalah adanya keputihan berwarna putih keabuan.
Keputihan tersebut mempunyai konsistensi yang encer, sehingga sering membuat pakaian dalam penderitanya cepat lembap. Selain itu, keputihan yang keluar juga berbau bau. Terkadang, keluhan ini juga dibarengi dengan rasa gatal ringan dan perasaan panas di saat buang air kecil
Gejala bacterial vaginosis ini memang cukup mengganggu kegiatan. Bau amis dan keputihan encer yang banyak keluar dari vagina pun bisa menurunkan tingkat dogma diri perempuan utamanya pada pasangannya.
Kapan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter?
Apabila Anda mengalami keputihan dengan ciri-ciri yang telah disebutkan (bau amis, encer, dan banyak), maka segeralah melakukan konsultasi dengan dokter. Terlebih lagi, bila sudah disertai rasa gatal dan sensasi panas ketika buang air kecil.
Pada saat Anda melakukan konsultasi dengan dokter terkait dengan tanda-tanda vaginosis bakterialis yang Anda alami, berikutnya dokter akan melaksanakan beberapa langkah-langkah guna menegakkan diagnosis vaginosis basil.
Pada tahap pertama, dokter akan melaksanakan wawancara untuk menggali profil dan aspek risiko yang Anda miliki. Informasi tersebut penting untuk menguatkan hasil dari langkah-langkah diagnosis selanjutnya.
Tindakan diagnosis selanjutnya yang mau dijalankan oleh dokter yakni melaksanakan investigasi fisik dan mengukur pH vagina. Wanita yang menderita vaginosis bakterialis mempunyai pH vagina lebih dari 4,5.
Selain itu, diperlukan pula tindakan pengambilan sampel lendir vagina untuk berikutnya diteliti di bawah mikroskop. Pemeriksaan kepada sampel lendir vagina bisa mendeteksi eksistensi bakteri, sehingga diagnosis vaginosis bakterialis pun bisa ditegakkan.
Sudah disinggung sebelumnya bahwa vaginosis bakterialis tergolong infeksi ringan. Akan namun, jikalau tidak secepatnya ditangani secara sempurna akan memicu terjadinya beberapa komplikasi bahkan pada tingkat yang fatal.
Berikut ini yaitu beberapa komplikasi vaginosis bakterialis:
Wanita yang mengalami vaginosis bakterialis akan mencicipi ketidaknyamanan atau rasa sakit setiap melaksanakan kekerabatan seksual.
Vaginosis bakterialis juga mampu menimbulkan komplikasi kehamilan bila seorang perempuan mengalaminya selama masa kehamilan. Komplikasi kehamilan yang dapat terjadi mirip keguguran, kelahiran prematur, atau berat bayi lahir rendah.
Penyakit bacterial vaginosis juga bisa mengakibatkan komplikasi pada risiko bengkak setelah operasi ginekologi, mirip histerektomi dan kuretase.
Pada beberapa perkara, abses vaginosis bakterialis dapat menyebar ke tuba falopi dan rahim. Hal tersebut dapat menimbulkan Pelvic Inflammatory Disease (PID). Penyakit ini bisa meningkatkan risiko kemandulan.
Pada kasus yang lebih parah, komplikasi vaginosis bakterialis bisa membuat wanita menjadi rentan terkena penyakit bengkak menular seksual, seperti HIV, herpes simpleks, gonore, dan klamidia.
Tentunya Anda tidak harapkan mengalami komplikasi bacterial vaginosis yang sudah disebutkan sebelumnya. Jika Anda tak mau mengalaminya, maka lakukanlah beberapa terapi pengobatan sebelum telat.
Cara mengobati vaginosis kuman yang umum direkomendasikan dokter yakni dengan menggunakan obat. Setelah diagnosis vaginosis bakterialis terkonfirmasi, dokter akan meresepkan beberapa obat antibiotik, seperti metronidazole, clindamycin atau tinidazole.
Obat metronidazole tersedia dalam bentuk oral (diminum) atau topikal untuk dimasukkan kedalam vagina. Obat ini memiliki beberapa imbas samping mirip mual, muntah, sakit perut, sehingga penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.
Informasi ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia
Selain selaku media isu kesehatan, kami juga menyebarkan postingan terkait bisnis.
Artikel bisnis dan investasi
No Comments