>
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > .
Bangjo.co.id – Kesulitan membedakan antara imajinasi dan realita merupakan gejala gangguan mental. Ketika seseorang mengalami keadaan ini, dapat dibilang ia mengalami gejala psikosis. Ketahui selengkapnya wacana psikosis mulai dari penyebab, tanda-tanda, diagnosis, sampai pengobatannya berikut ini!
Psikosis mampu diartikan sebagai keadaan di mana seseorang kesusahan untuk membedakan antara realita dan khayalan. Psikosis tidak biasa disebut penyakit psikosis, lantaran psikosis sendiri pada dasarnya merupakan sebuah kumpulan tanda-tanda penyakit mental.
Seorang individu yang mengalami psikosis mampu mengalami halusinasi dan / atau delusi. Halusinasi adalah saat seseorang mendengar atau menyaksikan sesuatu yang bergotong-royong tidak ada. Sedangkan ilusi ialah saat seseorang berpegang pada iktikad yang abnormal atau tidak benar.
Gejala psikosis mampu sungguh berbahaya dan dapat mengakibatkan hadirnya cita-cita untuk melukai diri sendiri atau orang lain.
Psikosis paling biasa dikatakan dengan skizofrenia. Psikosis memang merupakan tanda-tanda yang niscaya ada pada skizofrenia, tapi bukan merupakan satu-satunya tanda-tanda. Psikosis juga bisa terkait dengan gangguan mental lain selain skizofrenia.
Munculnya tanda-tanda psikosis pertama kali disebut dengan first episode (episode pertama psikosis) atau early psychosis. Sebelum ini terjadi, seseorang bisa saja mengalami tanda-tanda berupa pergantian perilaku yang mungkin memang tidak terlampau terang terlihat.
Periode ini disebut dengan periode prodromal dan dapat berjalan selama berhari-hari atau bahkan hingga bertahun-tahun.
Penyebab psikosis sulit untuk dikenali secara pasti. Kondisi psikologis sampai keadaan fisik dan aspek yang lain mampu memicu psikosis. Berikut adalah beberapa keadaan yang diandalkan mampu menjadi penyebab psikosis:
Psikosis mampu mengindikasikan gejala kondisi psikologis tertentu seperti berikut ini:
Episode psikotik seseorang mampu berlainan menurut kondisi psikologis yang mendasarinya. Seseorang dengan gangguan bipolar condong mengalami grandiose delusions (ilusi keagungan), sedangkan seseorang dengan depresi atau skizofrenia condong mengalami persecutory delusions (delusi penganiayaan).
Selain keadaan psikologis, beberapa kondisi fisik juga mampu mengakibatkan psikosis. Kondisi fisik yang mampu mengakibatkan gangguan jiwa psikosis adalah seperti berikut ini:
Penggunaan atau penyalahgunaan zat tertentu seperti alkohol dan narkotika juga dapat menjadi penyebab psikosis. Seseorang yang sudah kecanduan alkohol dan obat-obatan juga dapat mengalami psikosis saat tiba-datang berhenti menggunakannya.
Jenis obat-obatan yang dapat menjadi penyebab psikosis yakni mirip:
Psikosis juga kadang kala timbul selaku efek samping dari penggunaan obat tertentu. Hal ini yang membuat penggunaan jenis obat tertentu harus dijalankan di bawah pengawasan dokter. Konsultasikan dengan dokter saat Anda mesti mulai atau berhenti mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Beberapa penelitian juga memperlihatkan bahwa psikosis mampu disebabkan oleh pergeseran pada otak. Kondisi ini dipengaruhi oleh dopamin yang merupakan neurotransmitter yang memiliki peran penting dalam otak.
Pengaruh dopamin pada psikosis dikenali dari beberapa penelitian. Obat-obatan yang dapat meminimalkan efek dopamine dikenali juga bisa mengurangi gejala psikosis.
Perkembangan tanda-tanda psikosis pada setiap orang dapat berbeda-beda bergantung pada penyebab psikosis dan keadaan pasien itu sendiri. Secara biasa , tanda-tanda psikosis adalah selaku berikut ini:
Diagnosis psikosis ditemukan melalui investigasi klinis dan melihat pada riwayat kesehatan pasien. Dokter mungkin akan menanyakan tanda-tanda, pengalaman, pikiran, dan aktivitas pasien, riwayat keluarga, dan riwayat penyakit kejiwaan.
Pemeriksaan biologis biasanya dijalankan untuk menentukan apakah benar tanda-tanda psikosis disebabkan oleh keadaan kejiwaan. Dokter akan memantau dan memperhatikan perilaku pasien untuk dapat memutuskan gejala psikosis.
Pemeriksaan lain yang mungkin dilaksanakan untuk diagnosis psikosis ialah pemindaian otak. Pemeriksaan EEG (electroencephalography) dijalankan untuk menentukan tidak adanya delirium, cedera otak, atau epilepsi selaku penyebab psikosis.
Pengobatan psikosis dapat melibatkan variasi terapi dan obat psikosis. Sebagian orang dapat mengalami peningkatan tanda-tanda dikala menjalani pengobatan psikosis.
Langkah pengobatan psikosis yang mungkin dijalankan yakni selaku berikut ini:
Seseorang yang mengalami psikosis terkadang potensial menyakiti diri sendiri dan orang lain. Ketika keadaan ini terjadi, pasien mungkin membutuhkan obat penenang dengan segera.
Dokter atau petugas UGD mungkin akan menunjukkan obat dalam bentuk cair atau suntikkan untuk menciptakan pasien secepatnya rileks dan damai.
Obat antipsikotik dapat menolong mengontrol tanda-tanda psikosis. Obat ini akan membantu menghemat halusinasi atau delusi dan menolong untuk mampu berpikir lebih jernih. Dokter akan meresepkan obat antipsikotik berdasarkan tanda-tanda yang dialami pasien.
Jika penyebabnya yakni skizofrenia, seseorang mungkin memerlukan obat antipsikotik seumur hidup. Dalam masalah lain, seseorang hanya memerlukan obat antipsikotik jangka pendek untuk mampu mengatasi tanda-tanda.
Pasien akan melakukan pertemuan secara terencana dengan konselor kesehatan mental. Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengganti anutan dan perilaku pasien.
Terapi yang satu ini telah terbukti efektif untuk mengendalikan psikosis dengan lebih baik. Terapi sikap kognitif seringkali mampu menolong tanda-tanda psikotik yang tidak dapat sepenuhnya sembuh dengan menggunakan obat-obatan.
Sumber:
Selain selaku media info kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
Artikel bisnis dan investasi
No Comments