Bojonegoro, Bangjo.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) menyelenggarakan Workshop dan Gelar Produk Pelaku Ekonomi Kreatif Subsektor Kuliner Penyangga Destinasi Wisata. Kegiatan bertema “Eksistensi Pelaku Ekonomi Kreatif Subsektor Kuliner untuk Menunjang Destinasi Wisata dalam Bingkai Kearifan Lokal” tersebut digelar Senin (27/07/2022) di Gedung Serba Guna Jl. KH. Mansyur No. 9, Ledok Wetan, Bojonegoro.
Kegiatan dibuka secara daring oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, dan dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, perwakilan OPD, Ketua Asosiasi Desa Wisata Bojonegoro, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Bojonegoro, 30 orang Kepala Desa, 30 orang ketua Pokdarwis, dan 30 peserta dari pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner yang tersebar di 28 kecamatan di Bojonegoro.
Hadir pula narasumber, Fatkur Rozi, SKM, M.Kes (Dinkes Bojonegoro), Ismail Fahmi (Ketua Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya Jawa Timur), Arif Efendi (Wakil Ketua KADIN DI Yogjakarta bidang Pariwisata), dan Mujimin, S.Sos (pengelola kuliner, restoran dan destinasi wisata Tebing Breksi, Prambanan, Sleman).
Saat membuka kegiatan, Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah menuturkan bahwa antara pariwisata yang ada di desa dengan kuliner adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Misalnya untuk meningkatkan ketertarikan mengunjungi wisata Kayangan Api maka selain melihat api abadi, harus ada hal lain yang diciptakan seperti mengangkat sisi sejarah dan didukung kuliner yang memanjakan lidah. Sebagai pelaku usaha kuliner maka harus bisa kreatif menciptakan sajian kuliner dengan rasa dan penyajian yang berbeda/unik.
Menurut Bupati Anna, wilayah Bojonegoro dengan jumlah penduduk yang besar menjadi pasar yang potensial. Bagaimana pasar itu bisa dikelola sehingga bisa menjadi daya tarik wisata kuliner yang diimbangi dengan wisata-wisata yang lain. Bupati Anna berharap dengan motivasi dan materi dari para narasumber pada workshop hari ini bisa menumbuhkembangkan dan membuat semangat para pelaku usaha yang berada di basis-basis desa.
“Saya lihat beberapa desa sudah menggerakkan dan mengembangkan wisata-wisata alam dan ini perlu didorong dan ditopang dengan wisata kuliner. Sebenarnya saya ingin datang mencicipi kuliner yang dipromosikan, namun karena jadwal yang padat maka tidak dapat datang langsung mencicipi masakannya. Selamat mengikuti workshop, semoga bermanfaat dan berhasil guna,” tutup Beliau.
Kadin Budpar Budiyanto melaporkan dalam workshop tersebut sekaligus dilaksanakan gelar produk kuliner yang sudah mulai dikembangkan di masing-masing destinasi wisata yang ada di Kab. Bojonegoro dan selanjutnya akan dilakukan pembinaan penyempurnaan produk oleh narasumber. Maksud kegiatan adalah sebagai wadah untuk menambah wawasan dan membangun jaringan kemitraan antara peserta dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif sub sektor kuliner dalam bingkai kearifan lokal.
Budiyanto mengungkapkan, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut pertama, membangun kreatifitas pelaku sub sektor kuliner agar mampu membuat berbagai inovasi kuliner yang higienis, sehat, aman dan berbeda dari kuliner pada umumnya. Kedua, membangun konsep pemasaran berbasis kemitraan dan digital bagi pelaku kuliner dalam mendongkrak kuliner lokal untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kab. Bojonegoro. Ketiga, membentuk mental enterpreneur bagi pelaku kuliner dalam meningkatkan perekonomiannya guna menunjang promosi wisata dan ekonomi kreatif di Bojonegoro.
Sebelum penyampaian materi workshop, para tamu kehormatan melakukan peninjauan produk kuliner dan narasumber melaksanakan kurasi produk untuk evaluasi dan penyempurnaan produk. Para narasumber memberikan berbagai masukan terhadap berbagai kuliner makanan, olahan camilan, minuman, serta berbagai produk olahan lainnya yang disajikan.
Sementara itu, Konsultan Destinasi Wisata dan Kuliner DI Yogyakarta, Itock Van Diera yang telah mencicipi hampir semua menu kuliner mengungkapkan bahwa semuanya sangat enak. Menurutnya potensi kuliner di Bojonegoro tidak kalah dari daerah lain dan harus terus digali dan dikembangkan.
(Nugroho)