>
Bojonegoro, Bangjo.co.id – Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) terus mendorong masyarakat agar semakin cakap literasi digital, ditengah masifnya perkembangan teknologi seperti halnya internet. Hal itu ditunjukan dengan menggandeng Lembaga Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU untuk mensukseskan kegiatan tersebut, melalui seminar literasi digital di Kabupaten Bojonegoro.
Acara yang mengusung tema ‘kreativitas santri, digitalisasi’ (merawat budaya menuju santri berkarya digital), menghadirkan narasumber Choirul Rosyadi selaku pengurus Lakpesdam PBNU dan PCI NU Rusia, Ifa Khoiria Ningrum Ketua PC Fatayat NU Bojonegoro, serta Sueb Abdullah wartawan Radar Bojonegoro. Selain itu keynote speaker yang hadir secara langsung rektor Unugiri Bojonegoro, K.M. Jauharul Ma’arif.
Sedangkan keynote speaker lainnya hadir secara online, Samuel A Pangerapan, Ditjen Aptika Kominfo RI dan KH. Yahya Cholil Staquf. Kegiatan yang diselenggarakan PC Lakpesdam NU Bojonegoro di Hall Auditorium Universitas NU Sunan Giri Bojonegoro secara hybirt, Rabu (9/8/2022), dihadiri pengurus PCNU, lembaga PCNU, Badan Otonom NU, mahasiswa, wartawan dan stekholder lainnya.
Ditjen Aptika Kominfo RI, Samuel A Pangerapan menuturkan, pesatnya teknologi terpacu adanya pandemi Covid-19 mendorong masyarakat berinteraksi dan beraktifitas diruang digital. Kehadiran teknologi digital dari bagian masyarakat mempertegas percepatan transformasi digital. Berdasarkan data pengguna internet ditahun 2022 di Indonesia mencapai 204,7 juta orang meningkat 2,1 juta orang dari tahun sebelumnya, dan dimungkinkan jumlah tersebut akan terus meningkat.
“Masifnya pengguna internet di Indonesia membawa dampak resiko seperti halnya penipuan online, hoax, cyber bullying dan konten negatif lainnya. Sehingga perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital, agar masyarakat mumpuni dan produktif,” tuturnya.
Bahkan survey yang dilakukan lanjut Samuel, indeks literasi digital masyarakat Indonesia 3,49 dari skala 5, angka tersebut masih sedang. Untuk itu literasi digital perlu dilakukan percepatan dan ditingkatkan, agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital.
Mengingat mandat Presiden RI, Bapak Joko Widodo, Kominfo menjadi garda terdepan transformasi literasi digital. Kominfo berperan sebagai regulator, fasilitator dan akselerator digital. “Untuk menciptakan SDM digital berbagai pelatihan digital dilakukan melalui empat pilar utama yakni kecakapan digital, budaya digital, keamanan digital dan etika digital,” terang Samuel.
Ditambahkan, ditahun 2021 Kominfo berhasil menjadi 12 juta masyarakat yang tersebar di 15 ribu Kabupaten/Kota dan 34 Provinsi di Indonesia. Pasalnya percepatan literasi digital merupakan pekerjaan besar, Kominfo tidak bisa bekerja sendiri dan perlu bekerjasama dengan semua pihak untuk berkolaborasi dengan baik.
“Kami berharap melalui pelatihan literasi digital ini mampu mendorong terciptanya talenta-talenta baru digital Indonesia yang berkualitas, siap mewujudkan Indonesia Digital Nesion,” imbuhnya.
Sementara itu ketua PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf mengawali sambutannya dengan mengucapkan terimakasih persiapan kick off dimulainya gerakan literasi digital oleh Nahdlatul Ulama, kerjasama PBNU dengan Kominfo. “Program ini berskala besar dengan melibatkan partisipan yang luas lingkungan NU dan pihak lain yang ikut serta,” jelasnya melalui online.
Disampaikan Gus Yahya, kegiatan semua ini ikhtiar kita bersama agar suasana pergaulan digital yang sudah semakin mendominasi ruang hidup kita bersama, bisa lebih positif, lebih maslahat dan menghindari perbuatan negatif yang timbul.
“Melalui literasi digital ditekankan bagaimana mengembangkan sikap menghargai orientitas mendapat dan menyebarkan informasi, agar teruji kebenaran, faktualitas, kredibilitasnya,” ungkapnya.
Selain itu salah satu dimensi dikembangkannya literasi digital yang dijalankan, Gus Yahya berpesan agar ditekankan pentingnya kita menghormati, memegangi guru-guru kita dan sanadnya sampai sumbernya memelihara barokah untuk kita semuanya. “Literasi digital dapat memberikan sumbangan bermakna memelihara harmoni, persatuan dan kesatuan menggalang kebersamaan,” harap Gus Yahya.
Rektor Unugiri Bojonegoro, KH. Jauharul Ma’arif mengapresiasi yang dilakukan oleh Lakpesdam NU Bojonegoro. Pasalnya literasi digital merupakan kegiatan sangat penting, karena banyak pihak yang memandang santri tertinggal dibidang IT (Informasi dan Teknologi). Padahal itu tidak benar, karena banyak kader-kader NU, santri-santri yang pandai dibidang IT. “Misalkan beberapa waktu lalu kita tahu, kader muda NU yang ada di Singapura dipromosikan langsung oleh presiden, bapak Jokowi, untuk dipanggil pulang mengurusi IT di Indonesia,” sebut Gus Arif.
Disampaikan pula, potensi NU yang luar biasa besar, sehingga sangat tepat mengikuti kegiatan pelatihan literasi digital. “Semoga dapat meningkatkan kemampuan kita semuanya dibidang literasi digital, arapannya pemuda NU utamanya di Bojonegoro lebih maju lagi dibidang IT. Lakpesdam NU Bojonegoro sudah luar biasa menginisiasi kegiatan kekinian seperti web desain, konten kreator, digital marketing dan lainnya,” sebut pengasuh salah satu pondok pesantren ternama di Bojonegoro itu.
Sedangkan salahsatu narasumber, Sueb Abdullah memaparkan pentingnya literasi digital untuk milenial dan para santri. “Sebagai santri yang tahu dan paham IT bisa menyampaikan ilmu-ilmu yang benar sesuai syariat Islam,” ungkapnya.
(Nugroho)
No Comments